Misi eksplorasi Bulan yang dilakukan Lunar
Mission One menarik minat masyarakat luas. Pasalnya, dalam misi
tersebut, konsorsium asal Inggris itu melibatkan warga sipil dalam
eksplorasi ke satelit alami Bumi tersebut.
Dengan membayar
US$100, orang-orang dapat terlibat langsung dengan memberikan DNA (foto,
video, atau sehelai rambut) mereka yang disimpan di kapsul kecil.
Kemudian akan dibawa oleh sebuah robot ruang angkasa dengan rancangan
khusus untuk dikuburkan di permukaan Bulan.
Dilansir kantor berita Reuters,
Kamis 20 November 2014, tawaran dari Lunar Mission One tersebut tak
disia-siakan oleh mereka yang berminat. Terbukti melalui situs
Kickstarter, hingga penutupan Rabu kemarin, pendanaan yang digalang
melalui situs tersebut mencapai 74 ribu pound dari target awal sekitar
600 ribu pound atau US$940 ribu dalam jangka satu bulan.
Artinya,
saat ini Lunar Mission One sudah mengantongi sekitar 750 orang yang
telah menyatakan keterlibatan mereka dalam misi eksplorasi ke Bulan
tersebut.
Dengan ekspektasi yang tinggi tersebut, Lunar Mission
One berharap dapat menutup total estimasi proyek yang telah mengucurkan
dana sebesar 500 juta pound. Konsorsium tersebut mengatakan sebagian
besar akan menggunakan strategi yang sama untuk meningkatkan pendapatan.
"Pemerintah
saat ini semakin sulit mendanai eksplorasi ruang angkasa. Mereka
memandang kemajuan pengetahuan manusia dan pemahamannya itu bertentangan
dan dana eksplorasi itu harus kembali atau balik modal," ungkap insiyur
Inggris sekaligus kepala misi tersebut, David Iron.
Robot ruang
angkasa tersebut akan mengangkasa dengan bantuan roket komersil, Roket
Falcon 9. Setelah mencapai dan mendarat di permukaan Bulan, robot
tersebut akan melakukan pengeboran sedalam 100 meter, dimana setiap 15
sentimeter akan diambil untuk dianalisa.
Sampel Bulan tersebut
bertujuan untuk mencari informasi mengenai kemungkinan satelit alam ini
jadi tempat layak huni oleh manusia di masa mendatang. Program tersebut
dirancang oleh seorang insiyur sekaligus ilmuwan dari University College
London yakni Brian Cox.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar