Kalau Anda membayangkan alien sebagai makhluk dengan kecerdasan tinggi,
jangan kecewa bila ternyata kehidupan asing itu hanyalah mikroba, paling
tidak itulah yang ditemukan ilmuwan Badan Antariksa Amerika Serikat
(NASA).
Makhluk yang ditemukan itu tidak mempunyai kepala lonjong, berkulit
hijau, atau mata hitam besar menakutkan seperti alien yang sering
digambarkan dalam film fiksi ilmiah. Namun bakteri ini adalah bukti
adanya kehidupan asing di luar bumi kita, dan yang mengagetkan,
bentuknya mirip organisme di Bumi.
Begitulah kesimpulan Dr Richard B. Hoover, seorang ahli astrobiologi
NASA di Marshall Space Flight Center, Alabama, yang merilis temuannya
dalam Journal of Cosmology, jurnal yang telah dievaluasi secara ilmiah,
akhir pekan lalu.
Selama 10 tahun, Hoover telah menjelajahi daerah terpencil di Antartika,
Siberia, dan Alaska untuk mengumpulkan serta mempelajari meteorit.
Fosil bakteri alien itu ditemukan Hoover dalam meteorit kategori amat
langka yang disebut CI1 carbonaceous chondrite. Hanya sembilan meteorit
dari kelas itu yang ditemukan jatuh ke bumi.
Meski sulit dipercaya, Hoover meyakinkan bahwa temuannya mengungkap
fosil itu bukti adanya bakteri yang hidup dalam meteorit, sisa-sisa
organisme hidup yang ada kemungkinan berasal dari komet, bulan, dan
benda langit lainnya. "Temuan itu mengisyaratkan bahwa kita tidak
sendirian di alam semesta ini," katanya. "Saya menginterpretasikannya
sebagai indikasi bahwa kehidupan tersebar lebih luas daripada terbatas
hanya di planet Bumi. Bidang studi ini nyaris tak ada yang menyentuh
karena, sejujurnya, banyak ilmuwan yang percaya hal ini mustahil."
Menggunakan suatu proses yang sangat sederhana, Dr Hoover memecahkan
batu meteorit itu dalam lingkungan steril sebelum memeriksa permukaan
yang baru dipecahkan tersebut di bawah mikroskop pemindai elektron dan
sebuah mikroskop pemindai elektron medan emisi. Peralatan standar itu
membantunya memeriksa setiap milimeter permukaan batu untuk mencari
bukti fosil alien.
Dia menemukan fosil mikroorganisme itu tidak terlalu berbeda dari
bakteri yang ditemukan di bawah kaki kita. "Yang menarik, dalam banyak
kasus, mereka dapat dikenali dan bisa diasosiasikan dengan spesies
generik di Bumi," kata Hoover. "Tapi ada juga yang sangat aneh dan tidak
terlihat seperti bakteri apa pun yang pernah saya identifikasi. Saya
telah menunjukkannya kepada banyak pakar lain, namun mereka juga
bingung."
Ilmuwan lain menyatakan bahwa implikasi dari riset ini sangat
menggemparkan, mendeskripsikan temuan itu sangat penting, pelik, dan
luar biasa. Tapi Dr David Marais, ahli astrobiologi NASA di AMES
Research Center, menyatakan bahwa dia sangat berhati-hati sebelum
mendukung temuan itu. Klaim penemuan makhluk asing semacam itu sudah
pernah terjadi sebelumnya, dan ternyata palsu. "Ini adalah klaim yang
luar biasa, karena itulah saya membutuhkan bukti yang luar biasa pula,"
kata Marais.
Menyadari bahwa studi ini akan mengundang kontroversi, jurnal Cosmology
mengundang sejumlah anggota komunitas ilmiah untuk menganalisis hasilnya
serta menulis kritik mengenai temuan itu. "Kami mengundang 100 pakar
dan menyebarkan undangan umum kepada lebih dari 5.000 ilmuwan dari
komunitas ilmiah untuk mengevaluasi makalah itu dan untuk menawarkan
analisis kritis mereka," kata Dr Rudy Schild, ilmuwan di Pusat
Astrofisika Harvard-Smithsonian, pemimpin redaksi Journal of Cosmology.
Pada pernyataan resminya di jurnal itu, Schild menyatakan bahwa belum
pernah ada makalah lain dalam sejarah ilmu pengetahuan yang menjalani
penyaringan menyeluruh seperti temuan Hoover. "Sebelumnya juga tak ada
komunitas ilmiah yang diberi kesempatan untuk menganalisis secara kritis
sebuah makalah riset sebelum makalah itu dipublikasikan," tulisnya.
Dr Seth Shostak, astronom senior di SETI Institute, mengatakan ada
setumpuk keraguan untuk mempercayai publikasi semacam itu. Jika benar,
implikasinya akan merambat jauh ke berbagai bidang ilmu pengetahuan dan
astronomi. "Mungkin kehidupan dibenihkan di Bumi; dia dikembangkan di
komet, misalnya; dan mendarat di sini ketika meteorit menghantam Bumi
muda," kata Shostak. "Temuan itu mengindikasikan bahwa kehidupan tidak
benar-benar bermula di Bumi, melainkan dimulai ketika tata surya mulai
terbentuk."
Keraguan untuk mempercayai klaim baru itu sesuatu yang umum, kata
Hoover, dan memang sangat diperlukan dalam sains. "Sering kali perlu
masa yang lama sebelum para ilmuwan mulai mengubah pikiran mereka
terhadap apa yang valid dan mana yang tidak," ujarnya. "Saya yakin akan
ada banyak sekali ilmuwan yang sangat skeptis dan itu OK."
Hingga riset Hoover itu diverifikasi secara independen, Marais
mengatakan temuan tersebut harus dianggap sebagai memiliki potensi tanda
kehidupan. "Para ilmuwan akan mengangkat riset ini ke tingkat
investigasi berikutnya, termasuk konfirmasi independen terhadap hasil
temuan itu oleh laboratorium lain, sebelum temuan tersebut dapat
diklasifikasikan sebagai tanda kehidupan yang telah dikonfirmasi,"
ujarnya.
Hoover menyatakan tidak khawatir atas proses tersebut dan terbuka untuk
penjelasan lain. "Jika seseorang dapat menjelaskan bagaimana mungkin
menemukan sisa-sisa kehidupan yang tak mempunyai nitrogen, atau nitrogen
di bawah batas yang dapat dideteksi seperti yang saya miliki, dalam
periode waktu sesingkat 150 tahun, saya akan sangat tertarik
mendengarnya," kata Hoover. "Saya telah berbicara dengan banyak ilmuwan
mengenai hal ini dan tak seorang pun mampu menjelaskan."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar